MENGENAL AYAM KALKUN
Kalkun merupakan jenis unggas yang
berasal dari kalkun liar yang didomestikasikan oleh suku bangsa Indian pada
zaman pro-Colombia. Kalkun ini bersifat poligamus yang artinya satu jantan
dapat digunakan untuk banyak betina, karena bertemu, berkenalan dan berpasangan
dapat dilakukan dengan lebih dari satu betina. Tingkah laku kalkun induk dalam care and giving sangat terlihat dimana
kalkun betina sangat senang melindungi anaknya dibawah bulu-bulu sayap terhadap
udara dingin dan berbagai ancaman. Untuk jantannya khususnya kalkun muda lebih
suka bertarung untuk mendapatkan kedudukan dan kehormatan dalam kelompoknya
yang biasanya terjadi pada usia 3-5
bulan.
Kalkun mempunyai pertumbuhan tubuh yang
bagus dan memiliki tubuh lebih besar daripada angsa. Kalkun jantan tipe berat
dapat mencapai berat lebih dari 13,6 kg pada umur 12 minggu. Daging kalkun
memiliki kandungan protein 30,5% dan kandungan lemak 11,6%. Produktivitas
kalkun ini meliputi produksi telur, fertilitas dan daya tetas kalkun, daya
hidup dan efisiensi pertumbuhan (bobot) kalkun pada umur tertentu.
Produksi Telur Kalkun
Kalkun merupakan
jenis unggas yang bertelur dalam jumlah yang rendah sampai sedang. Oleh karena
itu kalkun sering dibudidayakan untuk tujuan pedaging. Pada usia dewasa, kalkun
betina dapat bertelur dalam jumlah 10-14 butir dan mencapai 200 telur pertahun
tergantung jenis atau varietasnya, dengan berat telur sebesar 60-100 g per
butir dengan siklus sekitar 6 bulan (Prayitno dan Murad 2009). Telur tetas
tersebut yang fertil sebanyak 80-90% dan telur yang fertil itu akan menetas
sekitar 75-80%. Potensi kalkun betina yang muda dalam produksi telur lebih
tinggi daripada kalkun yang tua (Rasyaf dan Amrullah, 1983). Tingkat produksi
telur maksimum pada kalkun bibit cukup rendah yaitu sebesar 55-65% lebih rendan
sedikit dari tingkat produksi maksimum pada ayam petelur tipe medium. Walaupun
tingkat produksinya rendah dibandingkan ayam petelur tetapi pada periode umur
6-12 bulan produksinya sekitar 100-150 butir dengan berat telur 60-85 gram/butir.
Pada produksi berikutnya jumlah telur semakin sedikit tetapi ukurannya
semakin besar dengan berat sekitar
80-100 gram/butir (Prayitno dan Murad 2009). Waktu yang dibutuhkan untuk
menetaskan telur tetas kalkun selama 28 hari, satu minggu lebih lama dari ayam
dan dua hari lebih cepat dari angsa (Rasyaf dan Amrullah, 1983).
Pada masa
bertelur pertama seekor induk kalkun mampu menghasilkan 50-120 butir telur per
tahun, sedangkan pada masa berikutnya hanya mampu menghasilkan 40-70 butir
telur pertahun (Blakely dan Bade, 1994).
Tabel 1.
Kemampuan bertelur pada beberapa macam unggas
Spesies
|
Rata-rata
ukuran pada clutch (jumlah)
|
Maksimum
produksi pertahun (butir)
|
Ayam
|
||
Tipe petelur
|
10-14
|
300-360
|
Tipe pedaging
|
10-14
|
190-200
|
Game atau
fancy
|
10-14
|
60
|
Itik petelur
|
14-20
|
250-350
|
Kalkun
|
11-15
|
220
|
Angsa
|
12-20
|
100
|
Puyuh
|
2
|
130
|
Merpati
|
-
|
50
|
Kenari
|
4-5
|
60
|
Sumber : Campbell dan Lasley (1997) dalam Rasyaf
(1991)
Fertilitas
dan Daya Tetas Kalkun
Fertilitas
adalah presentase telur yang fertil dari seluruh telur yang digunkan dalam
suatu penetasan (Suprijatna, et al.,2008).
Faktor yang mempengaruhi fertilitas yaitu sperma,ransum,hormon, respon cahaya,
umur dan daya tetas (Sutrisno, 2012).
Dalam kondisi
lingkungan dan cara pemeliharaan yang sangat beragam, fertilitas dan daya tetas
telur kalkun lokal juga termasuk rendah.
Fertilitas telur berkisar antara 60-90%, sedangkan daya tetasnya hanya 40-80%.
Selain faktor genetis, rendahnya produksi telur, fertilitas dan daya tetas
dipengarui oleh pakan yang seadanya dan juga teknik pemeliharaan yang kurang
sesuai dengan kalkun (Prayitno dan Murad 2009). Mnurut Jull (1982), fertilitas
telur kalkun tipe berat sebesar 74%, sedangkan tipe medium sebesar 78%. Hasil
penelitian Hale (1953) fertilitas sangat dipengaruhi sex ratio. Pada sex ratio
1:24 dengan kandang yang berukuran (10x16)m akan menghasilkan fertilitas
sebesar 86,8%, sedangkan pada sex ratio 1:24
dengan ukuran kandang (20x16)m menghasikan fertilitas sebesar
77,6%.
Daya tetas
adalah angka yang menunjukkan tinggi rendahnya kemampuan telur untuk
menetas(Suprijatna, et al.,2008).
Daya tetas telur dipengaruhi oleh penyimpanan telur, suhu dan kelembaban mesin,
umur induk,dan kebersihan telur North dan Bell (1990).
Daya
Hidup dan Efisiensi Pertumbuhan Kalkun
Anak kalkun yang
baru menetas dilihat dari kondisi fisiknya lemah sekali, dan induknyapun tidak
terampil dalam mengasuh anaknya dan membantu mencari anaknya.
Pertumbuhan
kalkun dapat dipilah menjadi tiga tahap, yaitu starter pada umur 0-8 minggu,
grower pada umur 8-16 minggu dan finisher pada umur 16 minggu untuk betina dan
24 minggu untuk kalkun.
Kalkun pada
tahap starter masih membutuhkan protein tinggi namun pertumbuhannya relatif
lambat. Pada tahap grower masih membutuhkan protein namun lebih sedikit dari
kebutuhan tahap starter dan pertumbuhannya
meningkat cukup tinggi. Setelah melewati fase grower atau yang sering
disebut thap finisher pertumbuhan kalkun akan berhenti, tetapi untuk jantan
pertumbuhanya masih meningkat (grower) setelah umur 24 minggu pertambhan
bobotnya tidak beitu tampak, karena disebabkan bertambahnya lemak dan makin
tebalnya kulit kalkun tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J. dan
D.H. Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada Universitas Press,
Yogyakarta.
Hale,
E.B. 1953. Defect in Sexual Behavior as Factor Affecting Fertility in Turkey.
Journal Science. Vol 1. Departemen of Poultry Husbandry, The Pensylvania State.
University Park, Pensylvinia. Hal 1059-1067.
North,
M.O. dan D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4Ed.
Connecticut Avi Publishing. New York
Prayitno, D.S.,
dan B.C. Murad. 2009. Manajemen Kalkun Berwawasan Animal Welfare. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Rasyaf, M. dan
Amrullah I.K. 1983. Beternak Kalkun. Penebar Swadaya. Jakarta
Suprijatna,
E.,U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Cetakan
ke-2. Penebar Swadaya. Jakarta
Sutrisno,B.
2012. Menetaskan Telur yang Benar. http://bumiternak-betha. blogspot.com/
2012/03/menetaskan-telur-yang-benar.html ( 07 Oktober 2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar